PELUANG EKONOMI TANAMAN CIPLUKAN SEBAGAI ABATE ALAMI

Wahyu Setya Ratri, M.Th Darini

Abstract


Masalah utama penanggulangan demam berdarah ada pada pemberantasan sarang nyamuk yang difokuskan pada pemusnahan jentik nyamuk, karena dengan memutus siklus hidup nyamuk akan menekan laju perkembangan nyamuk dewasa. Kecenderungan masyarakat memberikan serbuk abate untuk membunuh jentik nyamuk, namun ini menyebabkan ketergantungan tinggi pada obat kimiawi dan menyebabkan resistensi pada nyamuk. Kandungan abate yang mampu membunuh larva nyamuk adalah themephose, yaitu senyawa phospat organik sama dengan alkaloid pada tanaman ciplukan (Physalis angulata L). Tujuan: mengetahui pengaruh bagian  tubuh  tanaman ciplukan  (daun dan batang) terhadap pertumbuhan jentik nyamuk; mengetahui konsentrasi ekstrak tanaman cipukan  yang berpengaruh terhadap pertumbuhan jentik nyamuk; mengkaji secara agribisnis peluang tanaman ciplukan sebagai larvasida alami. Metode: melakukan percobaan laboratorium. Kesimpulan: kandungan alkaloid terbesar ada pada daun. Rerata kematian larva nyamuk adalah pada 24 jam pertama, sehingga ciplukan paling effektif digunakan sebagai larvasida alami. Tanaman ciplukan berpeluang menggantikan abate karena mengandung alkaloid lebih besar daripada abate. Tanaman ciplukan berpeluang sebagai abate alami karena harganya murah dibandingkan abate. Tingkat residunya lebih kecil karena phosphate yang terkandung dalam alkaloid ciplukan mudah terurai dalam tubuh.


Full Text:

PDF (Indonesian)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Lisensi Creative Commons
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .

 

p-ISSN 1411-0172, e-ISSN 2528-1488