Peningkatan Kreativitas Seni Rajut dengan Pelatihan Berbasis Collectivism: Study Pada Kelompok Rajut Teratai Yogyakarta

Yavida Nurim, Nung Harjanto

Sari


Kelompok Teratai merupakan kelompok solidaritas dalam upaya saling membagi keahlian merajut untuk kesejahteraan bersama para anggotanya. Kelompok ini beranggotakan para buruh wanita yang tidak memiliki pekerjaan setelah musim tanam padi usai. Penghasilan utama anggota kelompok ini adalah penjualan lembaran kain rajutan (produk setengah jadi) kepada para penjual tas atau dompet. Setelah lebih darisepuluh tahun kelompok ini berdiri, dari tahun 1999 – 2014, anggota kelompok berkembang dari awalnya 4 orang menjadi 50 orang. Kemampuannya juga bertambah dari menjual lembaran kain rajut menjadi produsen tas, dompet, taplak berbahan rajut. Namun demikian, kelompok ini tidak dapat mengikuti tren model tas atau dompet karena tidak memiliki kemampuan membuat model tas dan bahkan kemampuan menjahit pelapis kain yang biasanya melapisi tas dan dompet. Mengacu pada kelebihan yang dimiliki kelompok yaitu keeratan antar anggota kelompok dan kemampuan merajut, maka kegiatan pengabdian ini difokuskan pada pelatihan membuat model tas, pelatihan menjahit kain pelapis tas, serta pelatihan menjahit bahan kulit sintetis sebagai bagian dari asesoris tas (sling). Pelatihan dibagi menurut minat dari anggota kelompok karena hubungan keeratan antara anggota menjadikan kelompok sebagai satu kesatuan tim kerja. Pembagian kerja tim berbasis pada kultur collectivism, sehingga kerja tim menjadikan pekerjaan lebih efisien dan efektif. Perubahan nyata adalah peningkatan nilai jual produk dari produk setengah jadi menjadi tas siap
pakai.


Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##

LP3M Universitas Janabadra