Wisata Edukasi Dan Outbond Lembah Papah Berbasis Digital Marketing di Desa Sentolo Kulon Progo Pada Masa Pandemi Covid-19

Fatsyahrina Fitriastuti, Arusmalem Ginting, B. Nining Widiyanti

Sari


Mitra pengabdian ini adalah Kelompok Pemuda Dusun Kalibondol, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Tujuan program ini adalah meningkatkan kemampuan mitra dalam melakukan digital marketing dan ketrampilan mengelola wisata edukasi dan outbond Lembah Papah agar lebih berdaya saing dan sebagai upaya pemberdayaan masayarakat disekitarnya. Di dusun Kalibondol terdapat potensi alam yang sangat menarik, yaitu adanya aliran sungai Kalipapah yang dikelilingi dengan hamparan persawahan luas. Oleh karena itu, sekelompok pemuda di dusun Kalibondol berinisiatif untuk mengembangkan potensi alam tersebut menjadi wisata edukasi dan outbond. Dengan dukungan dari aparat pemerintah desa Sentolo dan masyarakat sekitar, kelompok pemuda tersebut telah membersihkan lahan dan sungai untuk mewujudkan rencana tersebut. Mereka juga mulai membangun gubug bambu sebagai tempat untuk wisatawan beristirahat, membangun spot selfi dan menyediakan beberapa peralatan untuk oubond. Wisata edukasi tersebut kemudian diberi nama Wisata Edukasi dan Outbond Lembah Papah. Wisata ini terutama menawarkan kegiatan outbond dan river tubing. Tak disangka pada sekitar Maret 2020 negara Indonesia mengalami masa pandemi virus Covid-19 yang membuat wisata ini menjadi berhenti beroperasi. Pasca gelombang kedua pandemi Covid-19, wisata edukasi ini coba dibuka kembali, tetapi pengunjung yang datang belum sesuai yang diharapkan. Berdasarkan koordinasi dengan mitra, ternyata masih ditemukan beberapa permasalahan yang menjadi kendala dalam keberlanjutan wisata ini. Tiga permasalahan prioritas yang harus segera mendapatkan solusi. Pertama, keterbatasan fasilitas pendukung, lokasi wisata ini belum mempunyai toilet yang merupakan fasilitas vital bagi objek wisata. Kedua, keterbatasan kemampuan melakukan pemasaran digital, sehingga belum banyak masyarakat mengetahui keberadaan wisata ini. Ketiga, masih rendahnya kemampuan pencatatan administrasi keuangan dan tata laksana organisasi dalam mengelola objek wisata ini agar tetap survive dan berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa solusi telah dilaksanakan dengan mitra yaitu dari Pertama, penambahan fasilitas pendukung seperti toilet, tempat cuci tangan agar wisatawan nyaman berkunjung, kedua, melakukan pemasaran digital yaitu dengan pembuatan website promosi wisata, membuat akun bisnis di media sosial yaitu di IG, FB, TikTok, Youtube dan Twitter serta optimasi akun-akun media sosial tersebut, dan pelatihan strategi digital marketing dan pelatihan optimasi media sosial agar hasilnya optimal. Ketiga, pelatihan pencatatan administrasi, pembukuan keuangan dan pelatihan tata laksana pengelola objek wisata.

Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##

LP3M Universitas Janabadra