Peningkatan Pemahaman Akuntansi Dasar dengan Pelatihan Berbasis Kasus: Pada Kelompok Teratai Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta
Sari
Kelompok Teratai merupakan kelompok para ibu yang menyukai ketrampilan rajut. Keeratan hubungan para ibu tersebut menghasilkan ide yaitu menyejahterakan anggota kelompok dengan menjual hasil rajutan para anggotanya. Jumlah anggota kelompok 50 orang dengan pembagian tugas sebagaimana kegiatan pembuatan produk yaitu membuat model, merajut sesuai model, menjahit bahan utama dan asesoris, serta memasarkan produk. Meski begitu, kelompok ini masih membutuhkan satu kegiatan yang mendukung proses produksi tersebut secara keseluruhan yaitu pencatatan keuangan yang terstruktur. Hal itu dibutuhkan oleh kelompok untuk memudahkan menghitung laba serta pendanaan. Oleh karena kegiatan kelompok ini memiliki karakteristik unik yaitu melibatkan sumber daya manusia dan material yang berbeda untuk setiap produknya, maka pelatihan pencatatan keuangan dilakukan berbasis kasus. Pelatihan ini masih pada tataran akuntansi sederhana agar mudah dipahami dan meningkatkan efisiensi dalam proses pelaporan.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
N. Ramamamoorthy and S. J. Carroll, “Individualism / collectivism orientations and reactions toward alternative human resource management practices,” Hum. Relations, vol. 51, no. 5, pp. 571–588, 1998.
D. Power, T. Schoenherr, and D. Samson, “The cultural characteristic of individualism/collectivism: A comparative study of implications for investment in operations between emerging Asian and industrialized Western countries,” J. Oper. Manag., vol. 28, no. 3, pp. 206–222, 2010, doi: 10.1016/j.jom.2009.11.002.
M. Černe, M. Jaklič, and M. Škerlavaj, “Decoupling management and technological innovations: Resolving the individualism-collectivism controversy,” J. Int. Manag., vol. 19, no. 2, pp. 103–117, 2013, doi: 10.1016/j.intman.2013.03.004.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##
LP3M Universitas Janabadra