KELEMBAGAAN DAN KEMANDIRIAN PETANI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN INSTITUTION AND INDEPENDENCE OF FARMERS IN AGRICULTURAL DEVELOPMENT
Abstract
Urgensi eksistensi kelembagaan petani dalam pembangunan pertanian di Indonesia, kemandirian petani, dan strategi dalam pengembangan kelembagaan petani sehingga mampu menjadi sarana untuk mewujudkan petani yang mandiri. Keberadaan kelembagaan petani bagi petani sudah menjadi keniscayaan untuk memperbaiki taraf hidup, harkat dan martabatnya. Kelembagaan petani harus ditempatkan sebagai sarana untuk mewujudkan harapan, keinginan, dan pemenuhan kebutuhan petani. Kelembagaan petani yang efektif diharapkan mampu memberi kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kemandirian dan martabat petani. Peningkatan kapasitas kelembagaan petani dilakukan sejalan dengan kegiatan penyuluhan pertanian dengan memotivasi petani untuk berpartisipasi dalam kelembagaan petani. Penyuluhan pertanian perlu dirancang dengan memberikan muatan pada penguatan kapasitas individu petani sekaligus penguatan kapasitas kelembagaan petani. Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pihak-pihak pemangku kepentingan, terutama pemerintah adalah: (1) Meningkatkan kapasitas para penyuluh lapangan, (2) Menggunakan cara-cara atau pendekatan partisipatif yang orientasi pada kebutuhan petani dalam melakukan kegiatan penyuluhan, dan (3) Memperkuat kelembagaan penyuluhan.
The urgency of the existence of farmer institutions in agricultural development in Indonesia, farmer independence, and strategies in developing farmer institutions so that they can become a means to realize independent farmers. The existence of farmer institutions for farmers has become a necessity to improve their standard of living, their dignity and worth. Farmers' institutions must be placed as a means to realize the hopes, desires, and fulfillment of farmers' needs. Effective farmer institutions are expected to be able to make a real contribution in increasing the independence and dignity of farmers. Increasing the institutional capacity of farmers is carried out in line with agricultural extension activities by motivating farmers to participate in farmer institutions. Agricultural extension needs to be designed to provide content on strengthening the capacity of individual farmers as well as strengthening the institutional capacity of farmers. Efforts that should be carried out by stakeholder parties, especially the government are: (1) Increasing the capacity of field extension workers, (2) Using participatory methods or approaches that are oriented to the needs of farmers in carrying out extension activities, and (3) Strengthening institutions counseling.
Full Text:
PDFReferences
Anantanyu, S. 2009. Partisipasi Petani dalam Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Petani (Kasus di Provinsi Jawa Tengah). Disertasi pada Institut Pertanian Bogor
Anantanyu S. 2011. Kelembagaan Petani: Peran dan Strategi Pengembangan Kapasitasnya. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. (SEPA) Vol. 7 (2). Hal 102–109.
Aulia, S. S., D. S. Rimbodo dan M. G. Wibowo. 2021. Faktor-faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Petani (NTP) di Indonesia. Journal of Economics and Business Aseanomics. Vol. 16 (1). 2021. Hal 44-59.
Bunch, Roland. 1991. Dua Tongkol Jagung: Pedoman Pengembangan Pertanian Berpangkal Pada Rakyat. Terjemahan oleh Ilya Moeliono. Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.
Christenson, James A. 1989. Themes of Community Development dalam Community Development in Perspective. Diedit oleh James A. Christenson dan Jerry w. Robinson, Jr. Iowa State University Press. Iowa. Hal. 26 – 47.
Claude, Jean dan Garcia Zamor. 1985. An Introduction to Participative Planning and Management dalam Public Participation in Development Planning and Management: Cases from Africa and Asia. Editor Jean Claude dan Garcia Zamor. Westview Press. London.
Daniel, M., A. Malik dan Jonharnas. 2013. Perubahan Paradigma Dalam Proses Pembangunan Pertanian. Bunga Rampai Pengembangan Agribisnis. Inovasi Teknologi dan Perbakian Sistem Dalam Pengembangan Agribisnis. Penerbit: Kristal Multimedia, April 2013
Eaton, Joseph W. 1986. “Petunjuk bagi Perumusan Teori Pembangunan” dalam Pembangunan Lembaga dan Pembangunan Nasional: dari Konsep ke Aplikasi. Editor J.W. Eaton. UI Press. Jakarta. Hal 157 – 167.
ECDPM. 2006. Institutional Development: Learning by Doing and Sharing. European Centre for Development Policy management (ECDPM), Netherlands Ministry of oreign Affairs, Poverty Policy and Institutional Division. http://www.ecdpm.org/Esman,
Garkovich, Lorraine E. 1989. “Local Organizations and Leadership in Community Development” dalam Community Development in Perspective. Editor James A. Christenson dan Jerry W. Robinson, Jr. Iowa State University Press. Iowa. Hal. 196 – 218.
Hendayana, R dan A. Malik. 2006. Determinasi Percepatan Adopsi Inovasi Teknologi Pertanian pada Penduduk Lokal di Kabupaten Merauke Papua dalam Limbongan et al., (eds) Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian BPTP Papua. Kerjasama BBPPTP dengan Pemerintah Provinsi Papua, Jayapura 24-25 Juli 2006. Hal 423-431.
Hariadi, S.S. 2009. Penyuluhan Dialogis untuk Menadikan Petani Penyuluh dan Mandiri. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. 25 Pebruari 2009.
Khairunnisa., A, Saleh dan O.M. Anwas. 2019. Penguatan Kelembagaan Petani Padi dalam Pengambilan Keputusan Adopsi Teknologi IPB Prima. Jurnal Penyuluhan. Vol 15 (1). Maret 2019. Hal 89-96
Mosher, A T. 1991. Getting Agriculture Moving. Frederick A. Praeger, Inc. Publishers. New York.
Musyafak, A dan Tatang M.I. 2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Primatani. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Malik, A., S. Utomo., Misran., Erdiman dan M. Daniel. 2013. Model Pembangunan Pertanian dan Pemberdayaan Petani. Bunga Rampai Eksistensi Petani Indonesia. Pemberdayaan Petani dan Ketahanan Pangan. Penerbit: Kristal Multimedia, April 2013.
Mukhlis, M. 2020. Analisis Isu Kebijakan Dalam Pengembangan Kelembagaan Pemerintahan (Studi Pada Kelembagaan Penyuluh Di Kabupaten Pesawaran). Jurnal Analisis Sosial Politik. Vol. 4 (2). Desember 2020. Hal. 66-78.
Pusat Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Prawoto, N. 2010. Pengembangan Potensi Unggulan Sektor Pertanian. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol 11 (1), April 2010. Hal.1-19
Indraningsih, K.S. 2011. Pengaruh penyuluhan terhadap keputusan petani dalam adopsi inovasi teknologi usahatani terpadu. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 29 (1): 1-24.
Roucek, J S. dan Roland L. Warren. 1984. Pengantar Sosiologi. Terjemahan oleh Sahat Simamora. Bina Aksara. Jakarta.
Ramdhan, R J., D. Kusnadi dan Harniati. 2020. Kemandirian Petani Terhadap Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Pupuk Bokashi Pada Tanaman Padi Di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Inovasi Penelitian Vol.1 (3) Agustus 2020. Hal 483-490.
Romadi, U A. Warnaen. 2021. Sistem Penyuluhan Pertanian Suatu Pendekatan Penyuluhan Pertanian Berbasis Modal Sosial Pada Msyarakat Suku Tengger Tohar Media. Juli 2021.
Oktavia, H., Hanani, N., dan Suhartini, S. 2016. Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Input-Output). Habitat. Https://Doi.Org/10.21776/Ub.Habitat.2016.027.2.9
Susetiawan. 2000. Perubahan Paradigma Pembangunan. Bahan Pembelajaran TOT Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi 17-23 Nopember 2000.
Syahyuti. 2003. Alternatif Konsep Kelembagaan untuk Penajaman Operasionalisasi Dalam Penelitian Sosiologi. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol 21 (2), Desember 2003. Hal 113 – 127. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor
Soedijanto. 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Pembangunan Agribisnis. Departemen Pertanian. Jakarta.
Suradisastra, K. 2008. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani. Forum Penelitian Agro-Ekonomi. Vol 26 (2) Desember 2008. Hal 82-91
Suradisastra, K., A. Malik., N. Sutrisno dan Ai. Dariah. 2013. Arah Pembangunan Sektor Pertanian Perbatasan Papua-PNG. Kemandirian Pangan Pulau-Pulau Kecil dan Wilayah Perbatasan. IAARD PRESS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Desember 2013.
Sucihatiningsih dan Waridin. 2010. Model Penguatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluh Pertanian Dalam Meningkatkan Kinerja Usahatani Melalui Transaction Cost Studi Empiris di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 11 (1). 1, Juni 2010. Hal.13-29
Satriawan, B dan H. Oktavianti. 2022. Upaya Pengentasan Kemiskinan Pada Petani Menggunakan Model Tindakan Kolektif Kelembagaan Pertanian. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13 (1), Juni 2012, hal. 96-112.
Uphoff, Norman Thomas. 1986. Local Institutional Development: An Analytical Sourcebook With Cases. Kumarian Press.
Van den Ban, A.W dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Terjemahan oleh A.D. Herdiasti. Kanisius. Yogyakarta.
Verhagen, Koenraad. 1996. engembangan Keswadayaan: Pengalaman LSM di Tiga Negara. Terjemahan. Puspa Swara. Jakarta.
DOI: http://dx.doi.org/10.37159/jpa.v25i2.2721
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .
E-ISSN 2528-1488; P-ISSN 1411-0172