PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN VIGOR BENIH PINANG YANG TELAH DISKARIFIKASI
Abstract
The expansion of betel nut plantation in order to meet the export needs is facing obstacle, namely the long time period of seed germination due too its dormancy behaviour. Efforts that can be taken to break the seed dormancy is by doing preliminary treatment through scarification and soaking the seed in to the young coconut water, as source of plant-growth regulators. The optimum concentration will give positive impact to germination. The purpose of the research was to find the best concentration of young coconut water for breaking the seed dormancy and increasing the seed germination of scarified seeds. The research was conducted in Complete Randomized Design with one factor, the concentration of young coconut water with 5 levels of treatment (control-without soaking, 25%, 50%, 75%, and 100% of young coconut water). Seeds were soaked for 24 hours in each treatment except control. Each treatment consist of 5 replication that there were 25 experimental units. 10 seeds were planted in each experimental unit, therefore the total of betel nut seed planted were 250 seeds. The variables observed in this study were seed water content, vigor index, simultaneity of germination, germination capacity, germination speed, shoot length and root length. The result showed that 25% of young coconut water was an effective concentration to break the dormancy of scarified betel nut seeds based on an average value of vigor index and germination speed what not different compared with high concentrate.
INTISARI
Usaha pengembangan perkebunan pinang untuk memenuhi kebutuhan ekspor mengalami kendala yaitu waktu tumbuh yang cukup lama karena sifat dormansi yang dimiliki. Upaya yang dapat dilakukan untuk mematahkan dormansi benih pinang yaitu dengan perlakuan pendahuluan seperti skarifikasi dan perendaman dengan air kelapa muda sebagai zat pengatur tumbuh alami. Konsentrasi yang optimum akan memberikan dampak positif pada perkecambahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi air kelapa muda yang terbaik dalam upaya pematahan dormansi dan meningkatkan perkecambahan benih pinang yang telah diskarifikasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial, yaitu konsentrasi kelapa muda dengan 5 taraf perlakuan yang terdiri atas: kontrol-tanpa perendaman (k0), 25% air kelapa muda (k1), 50% air kelapa muda (k2), 75% air kelapa muda (k3), dan 100% air kelapa muda (k4). Benih direndam selama 24 jam pada setiap perlakuan kecuali kontrol. Setiap perlakuan terdiri dari 5 ulangan sehingga terdapat 25 unit percobaan. Setiap unit percobaan ditanam sebanyak 10 benih sehingga total benih yang ditanam adalah 250 benih. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi kadar air benih, indeks vigor, keserempakan tumbuh, daya berkecambah, kecepatan berkecambah, panjang tunas, dan panjang akar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian air kelapa muda konsentrasi 25% merupakan konsentrasi yang efektif dalam upaya pematahan dormansi benih pinang yang telah diskarifikasi yang ditunjukkan dengan nilai rerata variabel indeks vigor dan kecepatan tumbuh yang sama baiknya apabila dibandingkan dengan konsentrasi yang lebih pekat.
Full Text:
PDFReferences
Aisyah, N., Jumar, dan Heiriyani, T. 2020. Respon Viabilitas Benih Padi (Oryza sativa L.) pada Perendaman Air Kelapa Muda. Agroekotek View: Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa, 3(2):8-14
Anandra, R. 2020. Perkecambahan Benih Pinang Sirih (Areca Catechu L.) Dengan Perlakuan Skarifikasi. Skripsi. Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Dan Peternakan.
Asra, R., Samarlina, R.A., dan Silalahi, M. 2020. Hormon Tumbuhan. UKI Press. Jakarta
Bahri, S., Hermanto dan Santoso, A. 2020. Efektifitas Lama Perendaman Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Benih Pinang (Area catechu L.). Jurnal Agrotek Indonesia, 2(5), 15-19.
Dwijoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Hasnunidah, Neni dan Suwandi, Tri. 2016. Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Innosain.
Kalimantan Barat. 2020. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 28 Tahun 2020 tentang Rencana Umum Pengembangan Perkebunan Berkelanjutan.
Kolasinka, K., Szyrmer, J., Dul, S. 2000. Relationship between laboratory seed quality test and field emergence of common bean seed. Crop Sci. (40): 470-475.
Novarianto, H. 2012. Prospek Pengembangan Tanaman Pinang. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Palma, (34)1: 10-11
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta: Grasindo
Setiawan, F. 2017. Perkecambahan Benih Pinang Sirih (Areca Catechu L.) Dengan Beberapa Jenis Bahan Perendam Dan Lama Perendaman. Skripsi. Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Fakultas Pertanian Dan Peternakan.
Tjitrosomo, S.S. 1983. Botani Umum II. Bandung: Penerbit Angkasa.
DOI: http://dx.doi.org/10.37159/jpa.v25i2.2810
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .
E-ISSN 2528-1488; P-ISSN 1411-0172