PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENINGKATAN KAPASITAS PETANI KOPI ARABIKA DI KOTA SUNGAI PENUHI
Abstract
Increasing the capacity of Arabica coffee farmers in Sungai Penuh is an effort to increase the capacity of farmers through an extension approach, both in group training and individual training by government agricultural extension workers to improve technical skills in Arabica coffee cultivation, managerial and building partnership networks. For this reason, research was carried out which seeks to understand the role of agricultural extension in increasing the capacity of arabica coffee farmers in Sungai Penuh. This research is a qualitative research and categorized as descriptive research. The results of this study are the role of agricultural extension workers in increasing the capacity of arabica coffee farmers, both technical cultivation, managerial and partnership networking by coffee farmers in Sungai Penuh is in the medium category. The capacity of Arabica coffee farmers in Sungai Penuh, consisting of cultivation techniques, management and partnership networks. The lowest capacity is managerial and partnership, while the highest is cultivation technical capacity.
INTISARI
Peningkatan kapasitas petani kopi arabika di kota sungai penuh merupakan upaya peningkatan kemampuan petani melalui pendekatan penyuluhan baik anjang sana kelompok maupun anjang sana perorangan oleh penyuluh pertanian pemerintah untuk meningkatkan kemampuan dalam hal teknis budidaya kopi arabika, manajerial dan membangun jejaring kemitraan. Untuk itu dilakukan penelitian yang berupaya untuk memahami peran penyuluhan pertanian dalam peningkatan Kapasitas Petani Kopi Arabika di Kota Sungai Penuh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan dikategorikan sebagai penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah peran penyuluh pertanian terhadap peningkatan kapasitas petani kopi arabika baik teknis budidaya, manajerial dan jejering kemitraan oleh petani kopi di Kota Sungai Penuh berada pada kategori sedang. Kapasitas petani kopi arabika di kota sungai penuh, terdiri dari teknis budidaya, manajerial dan jejaring kemitraan. Kapasitas paling rendah yaitu manajerial dan kemitraan, sedangkan yang paling tinggi adalah kapasitas teknis budidaya.
Full Text:
PDFReferences
Burhansyah, R. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi Pertanian pada Gapoktan Puap dan Non Puap di Kalimantan Barat (studi kasus:Kabupaten Pontianak dan Landak). Informatika Pertanian. Vol 23 No.1: 65-74.
Mardikanto, Totok, (2009). Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas. Maret.
Marliati, (2008). Pemberdayaan Petani Untuk Pemenuhan Kebutuhan Pengembangan Kapasitas Dan Kemandirin Petani Beragribisnis (kasus di kabupaten kampar riau, Disertasi Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Meleong, lexy J, (2016), Metodologi Penelitian Kulitatif. Edisi Revisi, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Moeleong L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung (ID): PT. Remaja Rosda karya.
Nazib, M. (2010). Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Desa Bukit Raya Kecamatan Tangerang Seberang Kabupaten Kutai Karta Negara. Volume 28 Nomor 2, Juni 2010. Hal 116-128. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Kalimantan.
Najiyati, S., dan Danarti, (1997). Budidaya Kopi dan Pengolahan Pasca Panen. Jakarta. : Penebar Swadaya
Rochmah, nurul Jannati. (2012). Analisis Startegi Komunikasi Eksternal Lembaga Penyiaran Publik Untuk Menguatkan Reputasi Di Mata Masyarakat, Studi Deskriptif Pada Radio Republik Indonesia. Tesis . Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Subagjo H, dkk. (2008). Kapasitas Petani Dalam Mewujudkan Keberhasilan Usaha Pertanian: Kasus Petani Sayuran Di Kabupaten Pasuruan Dan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Jurnal Penyuluhan. 4 (1): 11-20.
Sugiyono, (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung , Alfabeta.
Suhardiyono, L (2005). Penyuluhan petunjuk bagi penyuluh pertanian. Jakarta, erlangga.
Sunanto, dkk. (2019). Analisis Kesepakatan Peningkatan Produktivitas Kopi Arabika Pada Pengembangan Kawasan Di KabupatenToraja Utara. JurnalSosial Ekonomi Pertanian.Vol. 15. No. 1
Sumardjo, (1999). Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani. Disertasi, Bogor. IPB
Sumarti, T. Dkk. (2017). Pemberdayaan Petani Muda Kopi Wirausaha di kabupaten simalungun. Jurnal pemberdayaan ekonomi pedesaan. Vol.5 No. 2
DOI: http://dx.doi.org/10.37159/jpa.v25i3.3230
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .
E-ISSN 2528-1488; P-ISSN 1411-0172