ANALISIS KEHILANGAN PASCA PANEN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI KABUPATEN BIMA
Abstract
Jagung merupakan tanaman Serealia yang memiliki banyak manfaat dan kandungan yaitu Karbohidrat dan Protein Tanaman ini memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai sumber ekonomi. Upaya peningkatan ekonomi masih menghadapi berbagai masalah dan kendala yaitu dengan banyaknya kehilangan pasca panen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Variable yang diteliti adalah penerapan penggunaan teknologi tepat guna pada tanaman jagung yang diukur dengan menggunakan sistem penilaian. Penentuan sampel pada daerah penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode purposive yaitu pengambilan sampel secara sejajar. Banyaknya kehilangan jagung disebabkan petani responden banyak menggunakan sabit gerigi kurang tajam, alas yang kurang luas, wadah dan kurangnya keras ikat pada mulut karung sehingga banyak jagung yang bercecran di tanah. Cuaca dan kondisi yang membuat tempat penyimpanan lembab menyebabkan jagung berjamur sehingga jagung yang di simpan bisa terinveksi penyakit gudang atau penyakit jamur.
Kata kunci: Jagung, Analisis, Pascapanen
ABSTRACT
Corn is a cereal plant that has many benefits and contents, namely carbohydrates and protein. This plant has a great opportunity to be developed as an economic resource. Efforts to improve the economy still face various problems and obstacles, namely the large number of post-harvest losses. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. The variable studied is the application of appropriate technology to corn plants which is measured using a scoring system. Determination of samples in the research area was carried out using the purposive method, namely parallel sampling. The large amount of corn loss was caused by many respondent farmers using scythes with less sharp teeth, less wide bases, containers and less tight ties at the mouths of the sacks so that a lot of corn ended up on the ground. Weather and conditions that make the storage area damp cause corn to become moldy so stored corn can be infected with warehouse disease or fungal diseases.
Keywords : Corn, Analysis, Postharvest
Full Text:
PDFReferences
Abbas, A., & Suhaeti, R. N. (2016). Pemanfaatan teknologi pascapanen untuk pengembangan agroindustri perdesaan di Indonesia. In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol. 34, No. 1, pp. 21-34).
Arifin, B. (2004). Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Kompas. PT. Kompas Media Nusantara.
Becerra Sanchez, F., & Taylor, G. (2021). Reducing post‐harvest losses and improving quality in sweet corn (Zea mays L.): challenges and solutions for less food waste and improved food security. Food and Energy Security, 10(3), e277.
BPS NTB, (2023). Luas Wilayah Kabupaten Bima Barat perkecamatan.
Firmansyah, I. U., Aqil, M., & Sinuseng, Y. (2007). Penanganan pascapanen jagung. Buku Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan.(Eds: Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto, H. Kasim). Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian.
Isbah, U., & Iyan, R. Y. (2016). Analisis peran sektor pertanian dalam perekonomian dan kesempatan kerja di Provinsi Riau. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, 7(19), 45-54.
Sugiyono, D. (2010). Memahami penelitian kualitatif.
Suryana, A., & Agustian, A. (2014). Analisis daya saing usaha tani jagung di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, 12(2), 143-156.
Suwati, S., Wiryono, B., & Romansyah, E. (2018). Analisis Susut Hasil Padi Pada Lahan Kering Dan Implikasinya Terhadap Perekonomian Di Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Ulul Albab, 22(2).
Syukur, M dan A. Rifianto. (2014). Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta.
DOI: http://dx.doi.org/10.37159/jpa.v26i1.3845
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .
E-ISSN 2528-1488; P-ISSN 1411-0172