RESPON KOMBINASI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH JEROAN AYAM DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN PADA TANAH ALUVIAL
Abstract
Cucumber is the vegetable commodities that have high economic value. The potential mineral soil type for cucumber cultivation in West Kalimantan is Alluvial soil. This research was conducted at Kubu Raya Regency, West Kalimantan. The research lasted for ± 50 days using a Randomized Block Design (RBD) pattern consisting of 1 treatment factor. The factor is a combination of chicken manure waste LOF and NPP fertilizer consisting of 5 treatment levels, namely: k1 =100% (180 ml/l LOF per plant), k2 =75% (140 ml/liter LOF) + 25% (Urea 2 g/plant, SP-36 2 g/plant, and KCl 11 g/plant), k3 = 50% (100 ml/liter LOF) + 50% (Urea 4 g/plant, SP-36 4g/plant and KCl 13 g/plant), k4 = 25% (60 ml/liter LOF) + 75% (Urea 6 g/plant, SP-36 6 g/plant, and KCl 15 g/plant), and k5 =100% (Urea 8 g/plant, SP-36 8 g/plant, and KCl 17 g/plant). The variables observed in this study consisted of root volume, leaf area, plant dry weight, fruit length, fruit weight per fruit, fruit weight per plant, and number of fruits per plant. The results showed that the application of chicken manure waste poc and NPK fertilizer had a significant effect on the growth and yield of cucumber on Alluvial soil. The dose of 25% + 75% is the best dose that can be used in cucumber cultivation on Alluvial soil.
Keywords : alluvial soil, chicken manure, cucumber, NPP, LO
INTISARI
Mentimun termasuk salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu jenis tanah mineral yang potensial di Kalimantan Barat untuk pengembangan mentimun adalah tanah Aluvial. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kombinasi dosis POC limbah jeroan ayam dan dosis pupuk NPK terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun pada tanah Aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian berlangsung selama 50 hari berlangsung sejak Juni hingga Agustus 2023 menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok non faktorial. Faktor yang dimaksud kombinasi pupuk organik cair (POC) limbah jeroan ayam dan pupuk NPK, terdiri atas 5 taraf perlakuan yaitu: k1 =100% (180 ml/l POC per tanaman), k2 =75% (140 ml/liter POC) + 25% (Urea 2 g/tanaman, SP-36 2 g/tanaman, dan KCL 11 g/tanaman), k3= 50% (100 ml/liter POC) + 50% ( Urea 4 g/tanaman, SP-36 4g/tanaman dan KCL 13 g/tanaman), k4 =25% (60 ml/liter POC) + 75% (Urea 6 g/tanaman, SP-36 6 g/tanaman, dan KCL 15 g/tanaman), dan k5 =100% (Urea 8 g/tanaman, SP-36 8 g/tanaman, dan KCL 17 g/tanaman). Variabel yang diamati dalam penelitian ini terdiri atas volume akar, luas daun, berat kering tanaman, panjang buah, berat buah per buah, berat buah per tanaman, dan jumlah buah per tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian poc limbah jeroan ayam dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun pada tanah Aluvial. Dosis 25 % + 75 % merupakan dosis terbaik yang dapat digunakan dalam budidaya mentimun pada tanah Aluvial.
Kata Kunci : jeroan ayam, mentimun, NPK, POC, tanah aluvial
Full Text:
PDFReferences
Ahmad Bey dan Irsal Las. 1991. Strategi Pendekatan Iklim dalam Usaha Tani. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anant-Bahadur, Jagdsih-Singh, Singh KP, Upadhyay AK, Mathura-Rai. 2006. Effect of organic amendments and biofertilizers on growth, yield, and quality attributes of chinese cabbage (brassica pekinensis). Indian Journal of Agriculture Sciences. 76(10): 596598.
Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. Luas Panen Tanaman Sayuran dan Buah Semusim (Hektar) 2019-2021. Pontianak: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat
Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. Produksi Tanaman Sayuran dan Buah Semusim (Kuintal) 2019-2021. Pontianak: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat.
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2016. Kalimanatan Barat dalam Angka. Pontianak: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat.
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. l99l. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Indriati, T.R. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Organik dan Populasi Tanaman Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Tumpangsari Kedelai (Glycine max L.) dan Jagung (Zea mays L.). Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Karamina, H., E. Indawan, A.T. Murti, dan T. Mujoko. 2020. Respons Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun Terhadap Aplikasi Pupuk NPK dan Pupuk Organik Cair Kaya Fosfat. Jurnal Kultivasi. Vol 19 (2).
Lingga. 2003. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Murdaningsih, dan Priska, S.R. 2021. Aplikasi Pupuk Organik Cair Limbah Ikan Pada Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.). : Journal of Sustainable Drayland Agriculture. Vol. 14 (1). Hal: 1-10. 2021.
Rifandi, A. 2010. Evaluasi Penerapan Sistem Pertanian Organik Eerhadap Peningkatan Produktivitas Lahan dan Tanaman. Jurnal Ilmu Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. 13 (9) : 23-27.
Sarief, S. 1993. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.
Sitompul, S. M. 2015. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UB Press. Malang.
Sumpena U. 2007. Budidaya Mentimun Intensif dengan Mulsa secara Tumpang Gilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sunarjono H. 2003. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprapto. H.S. 1999. Bertanam Kedelai. Jakarta. Penebar Swadaya.
Yuwariah, Y, A. Ismail, dan I.N. Hafhittry. 2015. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau Kultivar Kenari dan No. 129 dalam Tumpangsari Bersisipan di antara Padi Gogo. Jurnal Kultivasi Vol. 14(1).
DOI: http://dx.doi.org/10.37159/jpa.v26i1.3983
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .
E-ISSN 2528-1488; P-ISSN 1411-0172