PENGARUH BOKASI AMPAS TEBU DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH KERITING PADA TANAH ALUVIAL

Kurnilah Ary Fitri, Agustina Listiawati, Dwi Zulfita

Abstract


Chili (Capsicum annum L.) is a vegetable commodity that is widely cultivated and is one of the most popular commodities in the world. Efforts made to meet the need for chilies involve improving alluvial land as marginal land by providing sugar cane bagasse and NPK fertilizer. The aim of this research is to obtain the best interaction between sugar cane bagasse and NPK for the growth and yield of curly red chili plants on alluvial soil. The research was carried out on land located on Jalan Purnama 2 Gg. Usaha Bersama, South Pontianak, West Kalimantan from 8 November 2022 - 23 February 2023. This research used a factorial Completely Randomized Design (CRD) consisting of 2 factors. Sugarcane bagasse bokasi factor (B) consists of 3 levels, namely b1 = 10 tons/ha, b2 = 20 tons/ha, b3 = 30 tons/ha and NPK fertilizer factor (N) consists of 3 levels, namely n1 = 250 kg/ha , n2 = 500 kg/ha, n3 = 750 kg/ha. The results showed that there was an interaction between the two factors on the growth and yield of curly red chilies on alluvial soil. Providing bagasse bokasi at a dose of 30 tons/ha or equivalent to 180 g/polybag and NPK fertilizer at a dose of 750 kg/ha or equivalent to 22 g/plant can increase the growth and yield of curly red chili plants best on alluvial soil.

 Keywords: Bokasi Bagasse, Curly Red Chili, NPK Fertilizer

 

 INTISARI

Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas paling popular di dunia. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cabai melibatkan perbaikan tanah aluvial sebagai lahan marginal dengan pemberian bokasi ampas tebu dan pupuk NPK. Tujuan penelitiian ini untuk mendapatkan interaksi bokasi ampas tebu dan NPK yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah keriting pada tanah aluvial. Penelitian dilaksanakan di lahan yang terletak Jalan Purnama 2 Gg. Usaha Bersama, Pontianak Selatan, Kalimantan Barat dari 8 November 2022 - 23 Februari 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor bokasi ampas tebu (B) terdiri dari 3 taraf yaitu b1 = 10 ton/ha, b2 =  20 ton/ha, b3 =  30 ton/ha    dan factor pupuk NPK (N)  terdiri dari  3 taraf yaitu  n1 = 250 kg/ha, n2 = 500 kg/ha, n3 = 750 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara kedua faktor terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah keriting pada tanah alluvial. Pemberian bokasi ampas tebu dosis 30 ton/ha atau setara dengan 180 g/polybag dan pupuk NPK dengan dosis 750 kg/ha atau setara dengan      22 g/tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah keriting yang terbaik pada tanah aluvial

Kata Kunci : Bokasi Ampas Tebu, Cabai Merah Keriting, Pupuk NPK


Full Text:

PDF

References


Badan Pusat Statistik, 2021. Kalimantan Barat Dalam Angka 2020/2021. Pontianak: Provinsi Kalimantan Barat.

Badan Pusat Statistik, 2022. Statistik Hortikultura 2021. Jakarta : BPS-Statistic Indonesia.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Berat. 2020. Rekomendasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kegiatan Kaji Tindak Adaptasi Teknologi Spesifik Lokasi. Kalimantan Barat: Pontianak.

Edi Warsidi. 2012. Budidaya Cabai. Bandung : Cipta Pesona Sejahtera.

Hapsoh, Gusmawartati, Al, I, A dan Asty, D. 2017. Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Keriting Terhadap Aplikasi Pupuk Kompos dan NPK Anorganik di Polybag. Jurnal Hotikultura. 8(3), 203-208.

Hermanus. 2012. Pengaruh Pemberian Bokasi Ampas Tebu Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Ungu Pada Tanah Aluvial. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura.Fakultas Pertanian

Ilyasa, M., S. Hutapea dan A. Rahman. 2016. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) Terhadap Pemberian Kompos dan Biochar dari Limbah Ampas Tebu. Jurnal Agrotekma. 2(2)81-92.

Irwan, D. 2019. Aplikasi Bokashi Kulit Pisang dan Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Pekanbaru.

Jauhar, F., Elly, K dan Erika, H. 2016. Pengaruh Dosis Kompos Limbah Bubuk Kopi dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah. Prosiding Seminar Nasional Biotek (hlmn. 211-219). Banda Aceh. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.

Kaderi. H., 2004. Teknik Pengolahan Pupuk Pellet dari Gulma Sebagai Pupuk Majemuk dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman Padi. Buletin Teknik Pertanian 9(2)

Kus, H., Yohannes, C,G., Agus, K dan Virginia, C,A. 2021. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Jenis Pupuk Pelengkap Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai (Capsicum annuum. L). Jurnal Agrotopika. 20(2),81-92.

Nugroho. 2011. Peran Konsentrasi Pupuk Daun dan Dosis Pupuk Kalium Terhadap Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.). Skripsi. Boyolali : Fakultas Pertanian Universitas Boyolali

Prasetya, M.E. 2014. Pengaruh Pupuk NPK Mutiara dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Keriting Varietas Arimbi. Jurnal Agrifor. 13(2):191-198

Sutedjo, M.M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta.

Widiwurjani, D. 2016. Pemangkasan Pada Tanaman Cabai. Surabaya: UPN Veteran.

Yanti, S. 2016. Identifikasi Proses Pengolahan dan Analisis Mutu Asam Durian di Daerah Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi. Padang : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.




DOI: http://dx.doi.org/10.37159/jpa.v26i1.3871

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Lisensi Creative Commons
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .

 E-ISSN 2528-1488; P-ISSN 1411-0172