PENGUJIAN BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN
Abstract
Soybean (Glycine max L.) is one of the main food crop commodities in Indonesia which ranks third after rice and corn. The need for soybeans from year to year continues to increase, while domestic soybean production is unable to meet so that Indonesia must import soybeans. Efforts to reduce dependence on soybean imports can be made by increasing domestic soybean production. Increased soybean production is often less successful if faced with land conditions that experience stress, especially drought stress. The use of soybean varieties that are resistant to drought stress is needed to prevent the risk of yield reduction due to drought. This research was conducted using a 2-factor factorial completely randomized design (CRD). The first factor is the volume of water application, consisting of 4 levels: 100% water requirement, 80% water requirement, 70% water requirement, and 60% water requirement. The second factor is soybean genotype, consisting of 3 levels, namely: The parameters observed were: plant height, flowering age, harvesting age, root length, root dry weight, crown dry weight, root crown ratio, total number of pods per plant, number of pods, number of seeds per plant, and seed weight per plant. The research data were analyzed by analysis of variance and continued with Duncan's multiple range test at the 5% level. The results showed that the soybean variety Dering 3 can be recommended as a drought tolerant variety based on several parameters observed (plant height, flowering age, number of pods per plant, number of pods per plant, number of seeds per plant, seed weight per plant).
Keywords: Growth, Yield, Soybean, Drought Tolerant
INTISARI
Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan utama di Indonesia yang menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun terus meningkat, sedangkan produksi kedelai dalam negeri tidak mampu memenuhi sehingga Indonesia harus impor kedelai. Upaya dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor kedelai dapat dilakukan dengan meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Peningkatan produksi kedelai seringkali kurang berhasil jika dihadapkan pada kondisi lahan yang mengalami cekaman, khususnya cekaman kekeringan. Penggunaan varietas kedelai yang tahan terhadap cekaman kekeringan diperlukan untuk mencegah resiko penurunan hasil akibat kekeringan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2 faktor. Faktor pertama volume pemberian air, terdiri dari 4 taraf yaitu: kebutuhan air 100%, kebutuhan air 80%, kebutuhan air 70%, dan kebutuhan air 60%. Faktor kedua adalah genotipe kedelai, terdiri dari 3 taraf yaitu: varietas Devon 1, varietas Deja 1 dan varietas Dering 3. Parameter yang diamati yaitu: tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, panjang akar, berat kering akar, berat kering tajuk, rasio tajuk akar, jumlah polong total per tanaman, jumlah polong bernas, jumlah biji per tanaman, dan berat biji per tanaman. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Hasill penelitian menunjukkan bahwal varietas kedelai Dering 3 dapat direkomendasikan sebagai varietas toleran kekeringan berdasarkan beberapa parameter yang diamati (tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah polong per tanaman, jumlah polong bernas per tanaman, jumlah biji per tanaman, berat biji per tanaman).
Kata Kunci: Pertumbuhan, lHasil, Kedelai, Cekaman
Full Text:
PDFReferences
AAK. 1989. Kedelai. Yogyakarta: Kanisius
Adie, M. dan Krisnawati, A. 2007. Biologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI). Malang
Adie, M. M. dan A. Krisnawati. 2010. Biologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Malang.
Adisarwanto, T. 2005. Budidaya Kedelai dengan Pemupukan yang Efektif dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Adisarwanto, T. 2008. Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Allen, S. E. 1998. Chemical Analysis of Ecological Materials Second Edition. Blackwell Scientific Publications. Oxford London.
Arsyad, D.M., Adie, M.M., Kuswantoro, H. 2007. Perakitan varietas unggul kedelai spesifik agroekologi, hal 205-228. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono. Hermanto, H. Kasim (Eds). Kedelai, Teknik Produksi dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2023. Impor kedelai berdasarkan negara asal utama 2017-2022. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Jakarta.
Bahrun A. 2006. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Terhadap Sistem Pengairan. Agriplus. 16(02):90-97
Balai Penyuluhan Pertanian. 2015. Pelatihan Teknis Budidaya Kedelai Bagi Penyuluh Pertanian dan Babinsa Pengairan Kedelai. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Balitkabi. 2015. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan. Malang.
Bakhtiar, Taufan, Hidayat, dan Y. Jufri.2014.Keragaan pertumbuhan dan komponen hasil beberapa varietas unggul kedelai di Aceh Besar.Universitas Syiah Kuala, Aceh. Jurnal Floratek 9.: 46 – 52. Blackwell Publishing : USA. 569 hlm.Agribisnis Kedelai. Badan Penelitian
Deviona. 2018. Genetic Analysis of Root Growth Direction in Soybean. Kyoto University.
Dong S., Jiang Y., Dong Y., Wang L., Wang W., Ma Z., Liu L. 2019. A study on soybean responses to drought stress and rehydration. Saudi Journal of Biological Sciences, 26(8).
Doorenbos, J., dan Pruitt, W.O. 1997. Guidelines of Predicting Crop Water Requirements. Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome.
Ermawati., Kartika. 1996. Pengaruh tekanan kekeringan saat fase generatif dan dosis urea terhadap proses tanaman kedelai. Jurnal Tropika. No 2: 41-43 hal.
Fachruddin, L. 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Kasinius. Yogyakarta.
Fagi, A.M. dan Tangkuman, F. 1993. Pengelolaan Air Untuk Pertanaman Kedelai. Hlm 135-157. Dalam Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Farooq, M., N. Gogoi, S. Bartkhur, B. Baroowa, N. Bharadwaj, S. S. Alghamdi dan K. H. M. Siddique. 2016. Drought Stress in Grain Legumes During Reproduction and Grain Filling. J. of Agro. and Sci. 1-22
Fehr, W. R. 1987. Principles of Cultivar Development: Theory and Technique. Macmillan Publishing Company. New York.
Firmanto, B. H. 2011. Praktis Bercocok Tanam Kedelai Secara Intensif. Angkasa. Bandung.
Forest, F and F.N. Reyners. (1985). Proposals for Classification of Agro Climatic Situations of Upland Rice in Terms of Water balance. Proceeding of The Second International Upland Rice Conference, Jakarta.
Gardner, F. P. R., Brent Pearce, Roger L, Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. Diterjemahkan oleh Herawan Susilo. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press, Jakarta.
Gabesius, Y.O., L.A.M. Siregar dan Y. Husni. 2012. Respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai (Glycine max (L) Merrill) terhadap pemberian pupuk bokashi. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(1): 220-236.
Hamim, Sopandie D, Jusuf M. 1996. Beberapa Karakteristik Morfologi Dan Fisiologi Kedelai Toleran Dan Peka Terhadap Cekaman Kekeringan. Hayati 1 : 30-34.
Hamim. 2004. Underlying drought stress effect on plant: inhibition of photpsynthesis. Journal of Biosciences. 11 (4): 164- 169.
Hapsoh. 2003. Kompatibilitas MVA dan beberapa genotipe kedelai pada beberapa tingkat cekaman kekeringan tanah ultisol: tanggap morfologi dan Hasil. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Disertasi.
Hatfield, J. L., Boote, K. J., Kimball, B. A., Ziska, L. H., Izaurralde, R. C., Ort, D., Thomson, A., M., Wolfe, D. (2011). Climate impacts on agriculture: Implications for crop production. Agronomy Journal, 103(2), 351-370
Heriyanto, N., Rogomulyo, R., D. Indradewa. 2019. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Hasil dan Komponen Hasil Lima Kultivar Kedelai (Glycine max L.). Vegetalika. 2019. 8(4): 227-236
Hillel, Daniel. 2008. Soil in The Environment: Cubical of Terrestrial Life. Academic Press. San Diego p 151-153
Kementan. 2018. Data Lima Tahun Terakhir, 2014-2018. Jakarta. https://www.pertanian.go.id./. Diakses tanggal 12 Februari 2022
Kisman. 2010. Karakter morfologi sebagai penciri adaptasi kedelai terhadap cekaman kekeringan. Agroteksos Vol. 20 No. 1, April 2010.
Lewu, L.D, dan Killa, Y.M. 2020. Keragaman Perakaran, Tajuk serta Korelasi Terhadap Hasil Kedelai pada Berbagai Kombinasi Interval Penyiraman dan Dosis Bahan Organik. Jurnal Pertanian Berkelanjutan. Volume 8 No.3
Liu, F., C. R. Jensen, and M. N. Anderson. 2004. Drought stress effect on carbohydrate concentration in soybean leaves and pods during early reproductive development: its implication in altering pod set. Field Crops Research 86:1-13.
Liu, F., M. N. Andersen, S. Jacobsen dan C. R. Jensen. 2005. Stomatal Control and Water Use Efficiency of Soybean (Glycine max L. Merr.) During Progressive Soil Drying. Environ. and Exp. Bot.s 54(2005): 33-40
Manavalan, L. P., Guttikonda, S.K., Phan Tran, L. S., & Nguyen, H.T. (2009). Physiological and Molecular Approaches to Improve Drought Resistance in Soybean. Plant and cell physiology, 50(7), 1260-1276.
Manik, T.K, R. B. Rosadi, dan A. Karyanto.2012. Evaluasi Metode Penman-Monteith dalam Menduga Laju Evapotranspirasi Standar (ET0) di Dataran Rendah Provinsi Lampung, Indonesia. Jurnal Keteknikan Pertanian. Vol 26 (2) : 121-128.
Miransari, Mohammad. 2016. Enhancing Soybean Response to Biotic and Abiotic Stresses P.53-72. In M. Miransari (ed). Abiotic and Biotic Stresses in Soybean Production. Soybean Production Vol. 1. Academic Press. San Diego
Mitra, J. 2001. Genetics and genetic improvement of drought resistance in crop plants. Current science. 80:758-763
Mursidah. 2005. Perkembangan produksi kedelai nasional dan upaya pengembangan di Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal EPP. 2(1): 39-45.
Najiyati, S. Dan Danarti, 1999. Palawija Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Patriyawaty, N.R. & Anggara, G.W., 2020. Pertumbuhan dan Hasil Genotipe Kedelai (Glycine max (L.) Merril) pada Tiga Tingkat Cekaman Kekeringan. Agromix, 11(2), pp. 151-165.
Pitojo, S. 2003. Penangkaran Benih Kedelai. Kanisius. Yogyakarta.
Purushothaman, R., L. Krishnamurthy, H. D. Uphadhyaya, V. Vadez and R. K. Varshney. 2016. Root Traits Confer Grain Yield Advantages Under Terminal Drought Stress in Chickpea (Cicer arietinum L.). Field Crops Research 201(2017): 146-161
Ramadhani, E. 2009. Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.)Merril.) terhadap Perbedaan Waktu Tanam dan Inokulasi Rhizobium. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Ribboni, Matheo., M. Galbiati, C. Tonelli dan L. Conti. 2013. GIGANTEA Enables Drought Escape Response via Abscisic Acid-Dependent Activation of the Florigens and Suppressor of Overexpression Of Contants1. Plant Phisiology American Society of Plant Biologists. 162(2013): 1706-1719. (AR)
Rismaneswati. 2006. Pengaruh terracottem, kompos dan mulsa jerami terhadap sifat fisik tanah. Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Pada Tanah Alfisols. Jurnal Agrivigor. 6 (1): 49-56
Roosana et al. 2019. Hubungan sifat perakaran dan ketahanan kekeringan lima kultivar kedelai (Glycine max L.). Jurnal Vegetalika 8(4): 237-250
Rosawanti, P., 2016. Pertumbuhan Akar Kedelai pada Cekaman Kekeringan. Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan, 3(1), pp. 21-28
Rukmana, R. dan Y. Yuniarsih. 1996. Kedelai: Budidaya dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.
Sacitra, A. Safitri. 2016. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max L.) terhadap Cekaman Kekeringan pada Fase Vegetatif dan Generatif. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sadjad, S. 1993. Kuantifikasi Metabolisme Benih. Gramedia. Jakarta.
Saloka, A dan Ariffin. 2019. Pengujian Galur kedelai hitam (Glycine max L.) pada Beberapa Tingkat Cekaman Kekeringan. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 7 No. 4: 559-568
Sinay, Hermalina. 2015. Pengaruh Perlakuan Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Prolin pada Fase Vegetatif Beberapa Kultivar Jagung Lokal dari Pulau Kisar Maluku di Rumah Kaca. p 228-239. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Malang
Sirajuddin, M. 1996. Respon pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap pemberian air dan kedalaman tanah. Jurnal Agroland No 16:32-33 hal.
Sitompul, S. Makmur. 2016. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Universitas Brawijaya Press. Malang.
Soegito dan Arifin. 2004. Pemurnian dan Perbanyakan Benih Penjenis Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Malang. 47 hal
Somaatmadja, S. 1993. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 1 Kacang-kacangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suhartina dan Kuswantoro. 2011. Pemulian Tanaman Kedelai Toleran terhadap Cekaman Kekeringan. Buletin Palawija. 21: 26–38.
Sulistyono, E. 2007. Pengelolaan Air untuk Tanaman. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sumarno dan A.G. Manshuri. 2007. Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Sumarno dan Zuraida, N. 2006. Hubungan korelatif dan kausatif antara komponen hasil dengan hasil kedelai. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 25(1), 38-44.
Sumbari, C dan R. Ernanda. 2021. Uji Toleransi Dua Kultivar Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Cekaman Kekeringan dan Pengaruhnya Terhadap Komponen Hasil. Jurnal Galung Tropika. 10 (2) : 186- 193
Suprapto. 2002. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suryaman, M. 2002. Peningkatan Resistensi Kekeringan pada Kedelai (Glycine max L. Merrill) dengan Rekayasa Lingkungan Tumbuh secara Biologis. Jurnal Habitat. Vol XII No 2:23-30 hal.
Takeno, Kiyotoshi. 2016. Stress Induced Flowering: The Third Category of Flowering Response. J. of. Experimental Bot. 67(17):4925-4934
Taufiq, A. dan Adie, M. M. (2013). Pengaruh kekurangan air terhadap karakter agronomis dan fisiologi genotipe kedelai hitam. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 32(1), 25-35.
Thornthwaite, C.W. dan Matter, J.P. (1957). Instruction and tables for computing potential evapotranspiration and the water balance. Drexel Institute of Climatology. New Jersey. 401p.
Trihantoro, A. 2010. Heritabilitas dan Ragam Genetik Beberapa Galur Padi Inbrida (Oryza sativa L.) di Desa Sidoarjo, Slagen dan Desa Sribit, Klaten. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Yuliasie, Mumpung. 2015. Pengaruh Waktu Pemberian dan Dosis Abu Janjang Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) di Tanah Gambut Kota Palangka Raya. Tesis. Program Studi Magister Agronomi Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
DOI: http://dx.doi.org/10.37159/jpa.v26i1.3978
Refbacks
- There are currently no refbacks.

Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .
E-ISSN 2528-1488; P-ISSN 1411-0172














